Get me outta here!

Jumat, 17 Januari 2025

Olahraga Arum Jeram

 Arum Jeram


    Arung Jeram atau yang sering disebut rafting adalah kegiatan yang terdiri dari berbagai unsur, mulai dari unsur olahraga, petualangan, rekreasi, bahkan terdapat unsur edukasi dalam kegiatan ini. Tidak ada persyaratan khusus jika Anda ingin melakukan kegiatan arung jeram atau rafting, karena kegiatan arung jeram atau rafting bisa dilakukan oleh semua usia , mulai dari anak-anak, remaja, maupun dewasa. Bahkan orang yang tidak memiliki kemampuan berenang pun bisa mengikuti kegiatan arung jeram atau rafting ini, yang diperlukan adalah kondisi fisik yang prima, berikut adalah materi dasar tentang kegiatan arung jeram.

A. Materi Dasar

Peralatan Arung Jeram:

1. Perahu

Bagian-bagian yang ada pada perahu adalah sebagai berikut :

  • Bow and stern
  • Chamber atau yang sering disebut tube
  • Floor
  • Thwart
  • Boat line atau tali kasal
  • D-ring
  • Handling Grip
  • Bilge Hol/ self bailing
  • Valve

Cara duduk di dalam perahu yaitu dengan cara menyamping dan duduk pada sisi perahu, baik sisi kanan maupun sisi kiri perahu dengan posisi kaki membentuk kuda-kuda pada lantai perahu hal ini dilakukan untuk mengatur keseimbangan badan anda pada saat sedang melakukan kegiatan arung jeram atau rafting. Perlu diperhatikan jika anda duduk di perahu jangan sampai terdapat bagian tubuh anda yang terikat atau terlilit dengan tali karena bisa membahayakan anda ketika perahu mengalami flip atau terbalik. Selain itu anda harus memperhatikan posisi duduk anda agar mudah untuk menggapai boat line. Jika boat line pada perahu yang anda naiki kendur, segera beritahukan kepada petugas untuk segera mengencangkan boat line Anda agar tidak mengganggu selama melakukan pengarungan. Jangan lupa agar Anda mengatur jarak duduk anda dengan rekan-rekan Anda agar tidak mengganggu  ketika melakukan kegiatan arung jeram, baik ketika mendayung atau berpindah posisi. 

2. Pelampung

Pelampung terbuat dari bahan polyfoam yang di bungkus dengan bahan yang kedap air dan berwana lebih terang, selain itu pelampung memiliki berbagai ukuran dan juga jenis. US Coastal Guard memberikan anjuran bahwa pada setiap kegiatan arung jeram harus memakai pelampung tipe III, sehingga anda tidak perlu takut tenggelam karena pelampung atau life jacket tipe III ini memiliki daya apung yang tinggi, dimana daya apung ini dihitung berdasarkan berat tubuh rata-rata saat anda berada di dalam air.

Untuk cara pemakaiannya, pelampung dipakai seperti mengenakan rompi, dan harus di pastikan bahwa pelampung tidak berlubang atau ada jahitan yang terlepas, kemudian strap yang ada di pelampung pastikan dapat di pasang dan dilepas dengan mudah, selain itu pastikan juga bantalan kepala berada di luar.

3. Dayung

Pada dayung terdapat 3 bagian yang perlu anda ketahui

  • Pengangan, yang berbentuk huruf “T” atau yang sering disebut dengan “T Grip”
  • Gagang, yang terbuat dari bahan alumunium
  • Blade/bilah, terbuat dari bahan fiber yang dilapisi oleh serat karbon sehingga sangat ringan dan kuat.

Adapun cara mendayung yakni:

Dalam kegiatan arung jeram memegang dayung seperti cara memegang sapu, yang membuatnya berbeda hanya pada bagian pegangannya yakni “T-Grip”. Dalam posisi dayung tegak lurus atau berdiri bagian “T-Grip” di genggam menggunakan 4 jari pada bagian atas dan untuk ibu jari menjepit bagian bawah “T-Grip”. Anda dapat menggenggam bagian gagang dayung yang Anda bawa dengan lengan yang lain, untuk jaraknya kurang lebih satu jengkal dari bilah dayung. Jangan lupa melakukan pemanasan terlebih dahulu yang dilakukan secara bersama-sama.

4. Helm

Helm merupakan bagian yang tidak kalah penting pada saat melakukan kegiatan arung jeram. Pilihlah helm yang sesuai dengan ukuran kepala anda. Jangan lupa untuk pastikan tidak ada retakan pada helm dan semua tali serta strap masih dalam kondisi yang baik.

Sumber: https://kaliwaturafting.com/materi-dasar-arung-jeram/

B. Intruksi dalam Pengarungan Sungai

Instruksi dan teknik mendayung

Maju :
Instruksi untuk dayungan maju dilakukan oleh semua peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke belakang searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah berdiri tegak lurus terhadap permukaan atau mendekati sudut 90 derajat. Saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan dan berputar mendekati sudut 90 derajat hingga bilah dayung menyentuh air lagi. Gerakan ini berulang-ulang dilakukan sampai ada instruksi berikutnya.

Mundur:
Instruksi untuk dayungan mundur dilakukan oleh semua peserta dengan menarik blade/bilah dayung yang berada di dalam air ke depan searah perahu. Posisi blade/bilah dayung saat menyentuh air adalah sejajar dengan permukaan air. Begitu juga saat keluar dari air, dayung diarahkan sejajar dengan permukaan dan berputar hingga bilah dayung menyentuh air lagi. Gerakan ini berulang-ulang dilakukan sampai ada instruksi berikutnya.

BelokKiri:
Instruksi untuk membelokkan perahu ke kiri dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk di bagian kanan perahu, sedangkan peserta di bagian kiri berhenti mendayung. Jika skipper perlu membelokkan perahu ke kiri dengan cepat, posisi peserta di bagian kiri melakukan dayungan mundur.

Untuk memperjelas instruksi, skipper biasanya akan memberikan perintah “kanan-maju” dan “kiri-mundur“, artinya peserta di bagian kanan melakukan dayungan maju dan peserta di bagian kiri melakukan dayungan mundur.

BelokKanan:
Instruksi untuk membelokkan perahu ke kanan dilakukan dengan dayungan maju oleh peserta yang duduk di bagian kiri perahu, sedangkan peserta di bagian kanan berhenti mendayung. Ini merupakan kebalikan dari instruksi belok ke kiri.

Jika skipper membutuhkan membelokkan perahu ke kanan dengan cepat, posisi peserta di bagian kanan melakukan dayungan mundur. Skipper akan memperjelas instruksi dengan mengatakan “kiri-maju” dan “kanan-mundur“. Artinya, peserta di bagian kiri melakukan dayungan maju sementara peserta di bagian kanan melakukan dayungan mundur.

Stop/Berhenti:
Instruksi untuk menghentikan dayungan adalah dengan menahan dayung sehingga tidak berada dalam air dan diposisikan di atas pangkuan.

C. Self Rescue

Peserta harus mematuhi peraturan dan instruksi yang diberikan oleh skipper atau pemandu arung jeram dengan baik. Selain itu, peserta harus memastikan bahwa pakaian dan peralatan mereka selalu dalam kondisi baik dan layak digunakan sebelum melakukan kegiatan. Peserta juga harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar dan berkoordinasi dengan teman satu perahu untuk memastikan keselamatan bersama.

Meskipun begitu, cemas tidak perlu dirasakan, karena justru di situ terletak salah satu kegembiraan yang akan dirasakan saat bermain-main dengan air.

Dalam melakukan kegiatan arung jeram, tindakan penyelamatan diri harus dipahami dengan baik. Walaupun ada skipper berpengalaman yang memandu, mereka tetap memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, tindakan penyelamatan diri harus dilakukan sebelum bantuan datang dari tim penyelamatan.

Prinsip dalam setiap tindakan penyelamatan dalam kegiatan arung jeram harus dipahami oleh setiap peserta, yaitu diri sendiri harus diselamatkan terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan penyelamatan terhadap orang lain. Kondisi si penyelamat harus benar-benar aman sebelum melakukan tindakan penyelamatan untuk menghindari resiko tambahan dan meminimalisasi jumlah korban.

  • Mantapkan diri dan tenangkan pikiran.
  • Cari sumber bantuan seperti perahu atau peserta lain.
  • Gunakan lifejacket atau pelampung sebagai alat bantu.
  • Cobalah untuk mencapai perahu atau objek lain yang bisa digunakan sebagai penyangga.
  • Jika memungkinkan, berusahalah untuk menjauh dari arus yang kuat.
  • Selalu berkoordinasi dengan tim rescue yang datang untuk membantu.
  • Bersiap-siaplah untuk ditarik atau dibantu oleh tim rescue.
  • Jangan berusaha melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

1.Swimmer
Swimmer adalah istilah yang digunakan oleh para pengarung untuk menyebut seseorang yang terlempar keluar dari perahu saat berarung jeram.

Hal terpenting yang harus anda lakukan keika ada terlempar dari perahu adalah tenang dan jangan panik. Langkah selanjutnya adalah berusaha untuk menemukan perahu atau pelampung dan memegangnya. Selain itu, cobalah untuk tetap berada di atas air dan berusaha untuk mengikuti arah arus. Jika anda membutuhkan bantuan, cobalah untuk memanggil atau berteriak untuk meminta bantuan.

Kemungkinan terlempar dari perahu selama arung jeram merupakan hal yang biasa dan sering terjadi. Meskipun demikian, hal ini tidak menjamin bahwa setiap orang yang mengikuti kegiatan arung jeram pasti akan terlempar. Terlepas dari hal tersebut, pihak penyelenggara kegiatan arung jeram selalu berusaha memberikan perlindungan dan pengamanan yang maksimal bagi peserta.

“Hal pertama yang harus anda lakukan jika mengalami swimmer: Jangan panik!”

Hal kedua yang harus dilakukan setelah mengatasi rasa panik adalah mencari dan menyadari peralatan yang anda bawa, seperti dayung, life jacket, atau tali pengikat. Gunakan peralatan tersebut sebaik mungkin untuk membantu anda mengatasi situasi swimmer. Cobalah untuk tetap berkonsentrasi dan berpikir logis agar dapat secepat mungkin mengatasi situasi swimmer dan melakukan tindakan self rescue.

1. Teknik-teknik Berenang di Arus sungai

PosisiRenangDefensif :
Defensive swimming position, diposisikan dengan berenang mengikuti arus, dengan posisi terlentang dan kaki rapat, selalu berada di atas air untuk menghindari foot entrapment. Posisi defensive swimming dilakukan pada arus deras, dengan pandangan yang terarah ke hilir dan tangan digunakan sebagai pengatur keseimbangan atau untuk menuju pinggiran sungai dan menghindari rintangan lain.

Ingatlah bahwa meskipun anda tidak mengalami keadaan yang buruk saat melakukan defensive swimming dan mulai menikmatinya, posisi anda masih belum benar-benar aman. Usahakanlah untuk mencapai tepian sungai dan segera keluar dari air. Jangan berusaha untuk berdiri, bahkan jika pada daerah yang dangkal, sebelum anda mencapai tepian sungai atau berada pada arus yang tenang.

PosisiRenangAgresif
Posisi aggressive swimming adalah posisi berenang yang dilakukan dengan melawan arus. Dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang dan dengan posisi berhadap hulu. Tujuannya adalah untuk mendekatkan diri ke perahu penolong, menghindari rintangan seperti strainer, sieves, dan undercut, serta untuk cepat menyeberang ke sisi tepian sungai yang lain. Tetapi perlu diingat, aggressive swimming hanya efektif dilakukan pada arus sungai yang relatif tenang. Jika dilakukan pada arus deras, tenaga akan terbuang sia-sia dan masih terseret oleh arus deras.

 

D. Klasifikasi tingkat kesulitan sungai

Berikut ini penjelasan tentang ragam tingkat kesulitan sungai:

Grade / Kelas I

    Tingkat kesulitan pada sungai ini adalah yang paling rendah, dengan arus yang bervariasi mulai dari flat (datar) dan tenang hingga sedikit beriak pada beberapa tempat. Rintangan yang ada pun sangat sedikit dan mudah terlihat. Resiko berenang di sungai ini sangat rendah dan dalam keadaan darurat, self-rescue dapat dengan mudah dilakukan.

Grade / Kelas II

    Sungai dengan tingkat kesulitan rendah hingga menengah, sangat cocok bagi para pemula. Sungai ini memiliki lebar yang memadai dan arus yang cukup deras, serta memiliki lintasan pengarungan yang jelas sehingga tidak diperlukan pengamatan terlebih dahulu.Sesekali, manuver pada perahu perlu dilakukan. Bebatuan dan jeram medium dapat dengan mudah dilewati oleh pengarung yang berpengalaman. Kejadian rafter terlempar dari perahu dan terhanyut sangat jarang terjadi dan biasanya tidak mengalami cidera yang serius. Dalam kondisi seperti ini, pertolongan atau bantuan tidak terlalu dibutuhkan. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok sebagai latihan dasar bagi kegiatan arung jeram.

Grade / Kelas III

    Tingkat kesulitan pada sungai ini adalah menengah; arus tidak beraturan dan sulit serta dapat menenggelamkan perahu. Manuver-manuver pada arus deras dan kontrol perahu pada lintasan sempit seringkali diperlukan. Bebatuan besar dan strainers mungkin ada, namun mudah dihindari. Pusaran arus yang kuat dan deras sering terjadi, terutama pada sungai besar.Cidera saat terlempar keluar perahu dan terhanyut jarang sekali terjadi; self-rescue biasanya masih mudah dilakukan, namun pertolongan bantuan sudah mulai dibutuhkan untuk menghindari resiko yang mungkin terjadi. Sungai dengan tingkat kesulitan ini sangat cocok sebagai kegiatan wisata keluarga atau rekreasi alternatif, dengan usia minimum 9 tahun.

Grade / Kelas IV

    Tingkat kesulitan sungai ini cukup tinggi; Arus yang sangat kuat dalam sungai ini dapat ditangani dengan mengendalikan perahu yang baik. Teknik pengarungan di sungai ini sangat bergantung pada karakteristik masing-masing sungai, meskipun memiliki tingkat kesulitan yang sama. Jeram besar, hole, dan lintasan sempit yang tidak dapat dihindari membutuhkan manuver yang cepat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan berhenti sejenak pada arus yang sedikit tenang, untuk memantau atau bahkan untuk istirahat. Karena pada jeram tertentu, bahaya selalu ada.

    Resiko cidera bagi pengarung yang terhanyut cukup tinggi dan kondisi air yang sulit membuat self-rescue sulit dilakukan, sehingga memerlukan bantuan. Pertolongan bantuan ini memerlukan latihan khusus agar teknik penyelamatan dapat dilakukan dengan benar. Sungai dengan tingkat kesulitan ini menawarkan tantangan yang menyenangkan, namun memerlukan peralatan, pengetahuan, dan pemandu yang baik.

Grade / Kelas V

    Dapat dikatakan bahwa sungai dengan tingkat kesulitan tinggi hanya cocok untuk coba oleh para pengarung jeram yang sudah menguasai teknik pengarungan dan memiliki pengalaman yang cukup di banyak sungai. Dalam class ini, pada sungai terdapat banyak jeram yang panjang dengan berbagai rintangan yang dapat menimbulkan resiko tambahan bagi seorang rafter.

    Penurunan yang tiba-tiba, jeram-jeram yang sulit, lubang, tebing terjal yang tak terhindari, dan air terjun seringkali ditemukan pada sungai dengan tingkat kesulitan V. Jeram yang dilewati sering terjadi secara beruntun pada jarak yang cukup panjang, sehingga memerlukan ketahanan fisik yang tinggi.Tingkat kesulitan pada sungai ini sangat tinggi dan hanya cocok untuk para pengarung jeram yang memiliki pengalaman dan kemampuan teknik pengarungan yang baik. Pada sungai dengan tingkat kesulitan ini, banyak terdapat drops atau penurunan yang tiba-tiba, jeram-jeram sulit, hole, tebing terjal yang tak terhindari, sampai air terjun. Jeram yang dilewati pada sungai ini sangat beruntun dengan jarak yang cukup panjang, sehingga membutuhkan ketahanan fisik yang tinggi.

    Eddies atau pusaran air tenang jikalpun ada, itu sangat sedikit dan sulit untuk dicapai. Skala tertinggi pada sungai ini memiliki kombinasi jeram yang sangat beragam, seperti curler, hair, hay stakes, headwall, strainer, under cut, wave train, sampai pin hole yang sangat berbahaya dan mematikan. Apabila terlempar dari perahu, penyelamatan sering sulit dilakukan meskipun oleh seseorang yang mahir, Alat yang tepat, pengalaman yang luas, keterampilan yang mumpuni dengan latihan yang baik merupakan hal yang harus dipunyai dan dilakukan sebelum melakukan pengarungan sungai pada level ini.

Grade / Kelas VI

    Pengarungan di sungai dengan grade VI atau kelas dengan tingkat kesulitan tertinggi hampir tidak mungkin dilakukan, hal ini dikarenakan jeram yang ada sangat berbahaya. Konsekuensi suatu kesalahan dalam pengarungan di sungai sangat berat dan menyebabkan tindakan penyelamatannya hampir tidak mungkin dilakukan. Untuk sungai dengan tingkat kesulitan ini, hanya tim khusus yang memiliki keahlian tinggi yang boleh mengarunginya, tidak dianjurkan untuk dicoba oleh perorangan walaupun sudah seringkali mengarungi sungai tingkat kesulitan kelas V atau grade lebih rendah.Klasifikasi tingkat kesulitan sungai yang dipakai secara internasional ini dipakai sebagai acuan. Namun, klasifikasi ini masih dapat berubah-ubah karena sangat bergantung pada debit air dan kemiringan sungai. Oleh karena itu, tingkat kesulitan sungai mungkin bertambah atau berkurang pada waktu-waktu tertentu.

 Sumber: https://highlandadventure.co.id/panduan-rafting-arung-jeram

 


 

 

9 komentar: